Blog ini dibuat dengan tujuan membagi ilmu yang sudah didapatkan dengan belajar maupun blogging. Semoga ketika kita tidak bisa Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, kita masih bisa Tut Wuri Handayani. (Nugroho Dwi Raharjo)

Manfaat Daun Sirsak

| Thursday 27 December 2012

Buah sirsak pertama kali ditemukan oleh suku dari Amerika bagian dalam sekitar kawasan sungai Amazon. Banyak orang tidak tahun manfaat daun sirsak yang sebenarnya memiliki beberapa khasiat mengobati berbagai pernyakit. Daun sirsak memiliki banyak sekali kandungan nutrisi dan mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan sebuah penelitian terbaru berhasil menemukan fakta bahwa daunnya bisa digunakan sebagai jamu tradisional untuk mengobati kanker.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6tK73tLgUES-ZS7JmMF6MduKSX5gsglnEgqBjRQPGkqqFUEdSCjQobjlPPV_sLkDfLA-qp6RRClK7KWTuy4URwG0lXwVa59c8cRdSzxZgXxVTxNhbIsi7qjwtifgsXFKYz1BDsSGxjKsO/s320/manfaat+daun+sirsak.jpg
Sebuah study yang dilakukan oleh para ahli kesehatan di Purdue Universiti, Amerika menyebutkan bahwa manfaat daun sirkas tidak hanya bermanfaat untuk menyembuhkan dan mencegah kanker namun juga dapat menyembuhkan berbagai penyakit kronis lainnya seperti diabetes dan asam urat, dan asma. Beberapa jenis kanker yang bisa disembuhkan dengan daun sirsak diantaranya kanker paru-paru, kanker rahim, kanker pankreas dan lainnya.

Manfaat Daun Sirsak Mencegah Kanker

Daun sirsak memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan berbagai pernyakit. Daun sirsak dapat membunuh sel-sel kanker lebih cepat dan aman ketimbang harus melakukan kemoterapi yang memiliki banyak efek samping dan biayanya juga mahal.

Untuk mengobati kanker ambillah 10 lembar daun sirsak yang sudah tua dan dalam kondisi yang baik. Kemudian cuci sampai bersih dengan air. Lalu rebus dengan 3 gelas air, dan biarkan mendidih sampai hanya tersisi 1 gelas. Biarkan air rebusan dingin dan minum 2 kali sehari selama seminggu. Bila memliki efek yang baik, maka anda dapat melanjutkan meminum air rebusan tersebut. Berikut adalah beberapa jenis pernyakit yang bisa diobati dengan daun sirsak Mengobati:
  •  Sakit Pinggang
  • Obat Ambaien
  • Mengobati Bisul
  • Mangobati Pernyakit Liver
  • Meringankan Rematik
  • Demam

Itulah beberapa manfaat daun sirsak untuk kesehatan, pengobatan herbail secara tradisional memang relatif lebih aman karena tidak tercampur dengan bahan kimia. Namun, langkat baiknya anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan maupun dokter agar lebih aman.


Ragam Menyimak Bahasa Indonesia

| Wednesday 5 December 2012

1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah jenis menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran. Pada umumnya menyimak ekstensif dapat dipergunakan bagi dua tujuan yang berbeda.
Salah satu dari kegagalan pengajaran bahasa paling besar dan paling umum adalah bahwa apa-apa yang diajari kepada para siswa secara keseluruhan tidak mencukupi untuk menggarap serta menangani arus atau tumpukan rangsangan yang berhubungar dengan bahan simakan yang datang kepadanya dari segala arah pada saat pertamakalinya dia menginjakkan kaki di negeri asing (misalnya di Inggris bagi siswa yang belajar bahasa Inggris); Maka menyimak ekstensif tipe ini akan dapat membantunya dengan baik. Bahan-bahan yang didengar dan disimaknya tentu saja tidak perlu melulu merupakan suatu penyajian kembali apa-apa yang telah diketahuinya.
Menyimak ekstensif dapat pula memberi kesempatan dan kebebasa bagi para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosa kata struktur-struktur yang masih asing atau baru baginya yang terdapat dalam arus ujaran yang berada di dalam jangkauan dan kapasitasnya untuk menanganinya.
Guru sendiri merupakan sumber modal dalam bercerita. Karena salah satu dari tujuan menyimak ekstensif adalah menyajikan kembali bahan lama dengan cara baru, maka kerap kali baik sekali bila hal ini dilakukan dengan pertolongan pita-pita otentik yang merekam pembicaraan dalam masyarakat.

a. Menyimak Sosial
Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konvetsasional (conversational listening) atau pun menyimak sopan (courtcous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons yang wajar, mengikuti hal-hal yang nenarik, dan memperlihatan perhatian yang wajar terhada apa-apa yang dikemukakan.
Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaltu:
1) Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.
2) Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan menyimak dalam proses komunikasi tersebut.
Orang-orang yang dapat menaati kedua hal tersebut di atas dikata kan sebagai anggota-anggota masyarakat yang baik.

b. Menyimak Skunder
menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan yang menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening). Berikut ini kita berikan dua buah contoh.
a) Menyimak pada musik yang mengiringi ritme-ritme atau tari-tarian rakyat di sekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita menulis surat pada seorang teman di rumah.
b) Menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah.


c. Menyimak Estentik
Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif, mencakup:
a) Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-rekaman.
b) Menikmati cerita, puisi teka-teki gemerencing irama dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor.

d. Menyimak Pasif
Cara yang seolah-olah tidak memerlukan upaya bagi anak-anak dari sejumlah penduduk pribumi mempelajari bahasa asing dapat disebut sebagai menyimak pasif (passive listening). Yang disebut menyimak pasif adalah penyertaan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Sebenarnya otak kita bukan main aktifnya dalam mendaftarkan bunyi-bunyi, bau-bauan, dan bentuk-bentuk, rupa-rupa, walaupun pada saat kita seola mengarahkan perhatian pada hal lain, bahkan pada saat kita tidur nyenyak.
Kalau kita tahu bahwa tanpa upaya sadar pun otak kita dapat berbuat banyak dalam menguasai suatu bahasa asing maka kita akan dapat memetik keuntungan dari sumber yang tersembunyi ini. Kita hendaknya memberi kesempatan kepada otak kita untuk bekerja seefisien mungkin. atau melakukan hal ini maka kita perlu mempergunakan teknik-teknjk tertentu yang bermanfa antara lain :
a. Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak
b. Tenang dan santailah
c. Jangan memasang rintangan bagi bunyi
d. Berikanlah waktu yang cukup bagi telingan dan otak
e. Berilah kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara kita mengerjakan sesuatu yang lain
Keempat kegiatan menyimak yang telah dibicarakan di atas – Menyiak sosial, Menyimak sekunder, Menyimak estetik dan menyimak Pasif— kita masukak kedalam kelompok Menyimak ekstensif.

2. Menyimak Intensif
Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut :
a) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir –butir sebagai bagian dari program pengajaran bahasa, atau
b) Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahan serta pengertian umum.
Jelas bahwa dalam butir kedua ini makna bahasa secara umum sudah diketahui oleh para siswa.
Di samping itu, masih ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan. Salah satu di antaranya adalah formalitas bahasa, yaitu situasi tempatnya berada pada poros berikut ini:
slang — akrab — netral —formal

Kebanyakan kelas sedikit sekali mengingat latihan dan praktek dengan mempergunakan suatu jenis bahasa selain daripada bahasa netral. Faktor lain yang juga harus dipahami adalah yang menyangkut kecepatan pengutaraan: apakah itu suatu percakap yang cepat, atau suatu ujaran yang diatur? Lebih jauh, apakah itu dipersiapkan dan dilalui ataukah mendadak tanpa persiapan? Berapa orang ikut terlibat? Jelas bahwa semakin banyak terlibat maka semakin sulit jadinyaa. Apak aksen si pembicara sudah biasa didengar oleh para siswa? Aksen-aksen bahasa regional atau bahasa kelompok sangat membingungkan siswa pada pendengaran pertama, bahkan bagi beberapa siswa mencemaskan. Sekali lagi, kekurangakraban dengan faktor-faktor ini benar dapat mengganggu pemahaman siswa terhadap makna bagian tersebut.

1) Menyimak Kritis
Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan berar dan ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Secara agak teperinci kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak kritis adalah :
a) Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata, dan unsur-unsur kalimatnya.
b) Menentukan alasan “mengapa”
c) Memahami aneka makna petunjuk konteks.
d) Membedakan fakta dan fantasi, yang relevan dan yang tidak relevan
e) Membuat keputusan-keputusan.
f) Menarik kesimpulan-kesimpulan
g) Menemukan jawaban bagi masalah tertentu.
h) Menentukan mana informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu topik.
i) Menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan, idiom, dan bahasa yang belum umum, belum lazim dipakai.
j) Bertindak objektif dan evaluatif untuk menentukan keaslian, kebenaran atau adanya prasangka atau kecerobohan, kekurang telitian serta kekeliruan.
Empat konsep penting dalam menyimak kritis adalah :
1) Penyimak harus yakin bahwa sang pembicara telah mendukung serta mendokumentasikan masalah-masalah yang meraka kemukakan
2) Penyimak mengharap agar sang pembicara mengemukaka masalah-masalah khusus.
3) Penyimak mengharap agar sang pembicara mendemonstrasikan keyakinannya pada suatu topik tertentu.
4) Pembicara harus percaya dan menuntut dengan tegas agar sang pembicara bergerak dari hal-hal umum ke hal-hal khusus.

2) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah.
Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:
a) Mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.
b) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat. kualitas, waktu, urutan serta sebab-akibat.
c) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.
d) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.
e) Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran mau pun pengorganisasiannya.
f) Memahami urutan ide-ide sang penibicara.
g) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting

3) Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatit para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.

4) Menyimak Eksploratif
Menyimak eksplorasif. menyimak yang bersifat menyelidik atau exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
Dalam kegiatan menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatian untuk menjelajahi serta menemukan :
a) Hal-hal baru yang menarik perhatian.
b) Informasi tambahan mengenai suatu topik
c) Isyu, pergunjingan, atau buah mulut yang menarik.

5) Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiata menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanya
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara.

6) Menyimak Selektif
Ciri-ciri keaktifan atau aktivisisme yang khas tidak membiarkan kita untuk berpuas hati mempergunakan teknik atau cara pasif itu walaupun misalnya kita mempunyai kondisi-kondisi ideal untuk berbuat sedemikian rupa
Beberapa bahasa menuntut adaptasi atau penyesuaian tertentu tenhadap aturan prosedur yang disarankan berikut ini, tetapi bagi sebagian terbesar ciri-ciri bahasa yang berurutan ini hendaklah disimak secara selektif dalam urutan sebagai berikut ini :
a. Nada suara
Banyak orang beranggapan bahwa mereka tidak dapat menyimak pada suatu bahasa sampai mereka mengerti kata-kata tetapi sesudah itu kegiatan menyimak terlalu terlambat.
Bila dengan menyimak secara secukupnya seseorang menjadi insaf dan tahu secara sadar atau tidak sadar akan perbedaan-perbedaan yang bermakna, dan dapat menirunya serta mengucapkannya kembali, maka itulah semua yang dibutuhkan oleh pemakai praktis suatu bahasa.

b. Bunyi-Bunyi Asing
seseorang menyimak secara selektif pada aneka vaniasi nada suatu bahasa yang biasanya memakan waktu palin seminggu atau lebih, maka bunyi-bunyi asing tertentu. baik konsonan ataupun vokal tertentu sangat menanik perhatiannya.
Sesungguhnya, kita bahkan tidak mengetahui bagian-bagian mulut kita yang mana yang telah bergerak. Semua kegiatan yang amat tratur rapi ini dikendalikan oleh otak kita, yang dapat kita katakan telah di pasang untuk menghubungkan tanda-tanda antara impresi-impresi akustik dan mekanijsme-mekanisme penggerak yang terlibat atau ikut serta dalam peniruan bunyi-bunyi itu.

c. Bunyi-Bunyi yang Bersamaan
Dapat dikatakan bahwa kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dari bahasa-bahasa bersifat sistematis. Bahasa-bahasa tidak lebih dari sistemis lambang yang amat rumit, amat kompleks, dan haruslah merupakan sistem-sistem atau kita tidak akan pernah dapat mengingatnya.
Bila kita terus menyimak aneka perangkai bunyi yang bersamaan baik konsonan ataupun vokal maka kita segera melihat bahwa disamping hal tersebut mempunyai bunyi-bunyi yang beraneka ragam. sebenarnya terdapat sejumlah bunyi distuigtif yang amat terbatas dalam beberapa bahasa hanya kira-kira selusin, dan dalam bahasa-bahasa lainnya sekitar lima lusin, tetapi tanpa menghiraukan jumlahnya toh jauh lebih sedikit daripada yang pertama sekali kita bayangkan.


d. Kata dan Fras-Frase
Bila seseorang mendengar berulang kali koinbinasi-kombinasi yang terdiri atas lima atau enam suku kata, maka agaknya ini merupakan frase Tetapi apakah kombinasi-kombinasi yang sering muncul serupa itu merupakan kata atau frase sebenarnya tidaklah terlalu banyak menarik perhatian atau menjadi urusan pelajaran bahasa. Anak-anak sudah barang tentu tidak mengetahui perbedaan-perbedaan antara kata-kata dan frase-frase dan juga kita tidak perlu membedakan kesatuan-kesatuan serupa itu tatkala kita mulai berbicara. Salah satu dari frase-frase yang paling penting dalam menyimak kata-kata secara selektif, atau menyimak frase -frase dan kalimat-kalimat secara selektif, adalah mencoba memahami dari konteks apa makna yang dikandungnya.

e. Bentuk-Bentuk Ketatabahasaan
Dalam kebanyakan bahasa, apa yang kita sebut “kata” itu tidak selalu muncul dan kelihatan dalam bentuk yang sama. Kadang-kadang suatu imbuhan dilekatkan pada kata itu
sedangkan dalam kasus lain kita mempunyai perbedaan yang sangat besar. Contoh dari bahasa Inggris:
god : went (bukan go-ed*)
good : better (bukan good-er*)
Akan tetapi, apa pun perubahan yang terjadi, kita perlu memperhatian kepadanya dengan jalan, menyimak secara selektif pada perangkat-perangkat modifikasi tersebut. Apabila kita mempelajari lebih banyak lagi struktur ketatabahasaan suatu bahasa, maka hendaknya kita menyimak secara selektif pada setiap tipe ciri ketatabahasaan seperti jenis kelamin, waktu, modus, bentuk, susunan kata, frase, klau Setiap ciri ketatabahasaan, terutama sekali yang mungkin menimbulkan kesukaran pada para pelajar, haruslah disimak secara selektif.
Tujuan Menyimak
Kalau ada orang bertanya: “Apa fungsi menyimak bagi Anda?’ maka secara praktis kita dapat menjawaban, antara lain:
1) Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut-pautnya dengan pekerjaan atau profesi saya.
2) Saya menyimak agar saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan antar pribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat bekerja, dan dalam kehidupan masyarakat.
3) Saya menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan- keputusan yang masuk akal.
4) Saya menyimak agar dapat memberikan responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang saya dengar (Hunt, 1981 : 14).

Memang tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam antara lain:
(1) Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dan bahan ujaran sang pembicara dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.
(2) Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperoleh atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audial.
(3) Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menikmati apa-apa yang dia simak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngau logis-tak logis, dan lain-lain); singkatnya, dia menyimak untuk mengevaluasi.
(4) Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta mennghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, perdebataan). pendek kata orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.
(5) Ada orang yang nienyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua itu merupakan bahan penting dan menunjangnya dalam mengkomunikasik ide-idenya sendini.
(6) Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan anti; biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
(7) Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
(8) Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendengaran yang selama ini dia ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

Dari uraian di atas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa pada dasarnya “menyimak” itu dapat kita pandang dari berba segi misalnya sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, sebagai proses, sebagai suatu responsi, dan sebagai pengalaman kreatif. Dengan perkataan lain hakikat menyimak itu mencakup keenam aspek tersebut.

Keterampilan Berbahasa

| Saturday 24 November 2012

Keterampilan berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai  4 komponen yaitu : keterampilan menyimak,berbicara,membaca, dan menulis.  4 komponen  tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat erat hubunggannya sehingga disebut catur tunggal. Dan keterampilan itu hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan cara praktek dan banyak latihan.  Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi, dapat diawali dengan menyimak, berbicara, membaca dan menulis
Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa
* Berbicara  adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak    dan didahului dngan proses menyimak.
* Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka.
* Pengajaran menyimak, berbicara dan menulis haruslah saling berhubungan serta berkaitan erat dengan keterampilan membaca.
  Berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi
Komunikasi mempersatukan para individu dalam kelompok dengan jalan menhablurkan konsep umum, memelihara serta mengawetkan ikatan-ikatan kepentingan umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yang membedakannya dari kelompok-kelompok lain, dan menetapkan suatu tindakan tersebut tidak akan ada serta dapat bertahan lama tanpa adanya masyarakat-masyarakat bahasa.
Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian mengandung maksud dan tujuan. Komunikasi bukan merupakan suatu kejadian, peristiwa, sautu yang terjadi: komunikasi adalah sesuatu yang funsional,mengandung maksud, dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek.

Batasan dan tujuan berbicara
Ujaran (speech) merupakan suatu bagian yang integral dari keseluruhan personalitas atau kepribadian, mencerminkan lingkungan sang pembicara, kontak-kontak sosial dan pendidikannya.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanya ialah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan, maka pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:
  • Memberitahukan, melaporkan.
  • Menjamu, menghibur.
  • Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan

 berbicara sebagai seni dan ilmu
Wilayah “ berbicara” biasanya dibagi menjadi dua bidang umum, yaitu:
a)      Berbicara terapan atau berbicara fungsional
b)      Pengetahuan dasar berbicara
Pengetahuan sebagai ilmu atau teori berbicara akan sangat bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta keberhasilan seni atau praktek berbicara. Itulah sebabnya maka diperlukan pendidikan berbicara.

 ragam seni berbicara
Secara garis besar, maka berbicara dapat dibagi atas:
I. Berbicara dimuka umum pada masyarakat, yang mencakup:
  • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan yang bersifat informative.
  • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan.
    • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan.
    • Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati.
II. Berbicara pada konvrensi yang meliputi:
  • diskusi kelompok, yaitu diskusi resmi dan tidak resmi.
  • Prosedur parlementer.
  • Debat
Metode penyampaian dan penilaian berbicara
Sang pembicara sendiri dapat menentukan tang baik dari empat metode yang mungkin dipilih:
1. pencapaian secara mendadak
2. penyampaian tanpa persiapan
3. penyampaian dari naskah
4. penyampain dari ingatan


Read more: http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-keterampilan-berbicara/#ixzz2FEPcWDvm

Memasukkan Tabel di Wordpress

| Friday 23 November 2012

Para pengguna awal wordpress sering mendapat kesulitan saat ingin membuat tabel, atau cara memasukan tabel dalam posting WordPress.
Step I Membuat Tabel dengan Microsoft Excel
  1. Buat Tabel yang diinginkan dengan menggunakan Microsoft Excel
  2. Blok seluruh are tabel
  3. Copy are tersebut
tabel_di_wordpress
Step II Spreadsheet to HTML dengan Tableizer
  1. Masuk ke: http://tableizer.journalistopia.com
  2. Paste kan isi area tabel tadi
  3. Klik Tableizeit
membuat_tabel_di_wordpress
Step III Paste HTML Code di Posting WordPress
Kini kita akan melihat html code dari tabel yang kita masukan beserta tampilan nya
  1. Copy html code tabel yg tersedia
  2. Paste kan di posting wordpress kita
membuat_tabel_wordpress

Proses Fotosintesis

|

Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- ”cahaya,” dan σύνθεσις [sýnthesis], “menggabungkan”, “penggabungan”) adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.
images
Organisme fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat makanannya sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buanganoksigen. Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir semua kehidupan di Bumi, baik secara langsung (melaluiproduksi primer) maupun tidak langsung (sebagai sumber utama energi dalam makanan mereka), kecuali pada organisme kemoautotrof yang hidup di bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut yang dalam. Tingkat penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100 terawatt atau kira-kira enam kali lebih besar daripadakonsumsi energi peradaban manusia. Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber karbon bagi semua senyawa organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis mengubah sekitar 100–115 petagram karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.
Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies, beberapa cirinya selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki adaptasi yang mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini membantu mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang dapat menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis.
Organisme fotosintesis pertama kemungkinan berevolusi sekitar 3.500 juta tahun silam, pada masa awal sejarah evolusi kehidupanketika semua bentuk kehidupan di Bumi merupakan mikroorganisme dan atmosfer memiliki sejumlah besar karbondioksida. Makhluk hidup ketika itu sangat mungkin memanfaatkan hidrogen atau hidrogen sulfida–bukan air–sebagai sumber elektron. Cyanobacteria muncul kemudian, sekitar 3.000 juta tahun silam, dan secara drastis mengubah Bumi ketika mereka mulai mengoksigenkan atmosferpada sekitar 2.400 juta tahun silam. Atmosfer baru ini memungkinkan evolusi kehidupan kompleks seperi protista. Pada akhirnya, tidak kurang dari satu miliar tahun silam, salah satu protista membentuk hubungan simbiosis dengan satu cyanobacteria dan menghasilkan nenek moyang dari seluruh tumbuhan dan alga. Kloroplas pada Tumbuhan modern merupakan keturunan dari cyanobacteria yang bersimbiosis ini.

Bangun Datar

| Thursday 22 November 2012

Nama-nama Bangun Datar
BANGUN DATAR
(gambar bangun datar)
  • Persegi Panjang: bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
  • Persegi: persegi panjang yang semua sisinya sama panjang.
  • Segitiga: bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris. Macam macamnya: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga sembarang
  • Jajar Genjang: segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar.
  • Trapesium: segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar.
  • Layang-layang: segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya.
  • Belah Ketupat: segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
  • Lingkaran: bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari.
Luas Bangun Datar
unduhan

UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN

|

UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru dan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang ini dianggap bisa menjadi payung hukum untuk guru dan dosen tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan swasta. Undang-Undang Guru dan Dosen secara gamblang dan jelas mengatur secara detail aspek-aspek yang selama ini belum diatur secara rinci. Semisal, kedudukan, fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru, kompetensi dll. Namun sayang, masih ada sejumlah kelemahan dan kekurangan yang ada pada Undang-Undang Guru dan Dosen, dan masih menjadi permasalahan serta perdebatan yang tak kunjung usai. Dimulai dari bunyi pasal yang tidak jelas, sampai pada beberapa peningkatan mutu dan kesejahteraan pendidikan yang dituangkan dalam Undang-Undang tersebut. Masih banyak kalangan pesimis yang berpendapat bahwa pemerintah tidak akan rela merogoh uangnya untuk menukarnya dengan mutu pendidikan, apalagi mensejahterakan guru yang sudah akrab dengan penderitaan itu. Selain itu proses pelaksanaannya pun masih belum optimal, sasaran yang dapat dicapai hanya beberapa hal dari seluruh pernyataan yang tertuang dalam Undang-Undang tersebut.
Pembahasan terkait prinsip profesionalitas bahwasanya profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
  • Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme,
  • Memiliki komitmen, kualifikasi akademik, kompetensi, tanggung jawab,
  • Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja,
  • Memiliki jaminan perlindungan hukum,
  • Memiliki organisasi profesi yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Masalah guru dan dosen dibahas dengan cakupan hampir sama meliputi kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi; hak dan kewajiban; wajib kerja dan ikatan dinas; pengangkatan, penempatan, dan pemberhentian; pembinaan dan pengembangan; penghargaan; pelindungan; cuti; dan organisasi profesi dan kode etik. Adapun Kompetensi yang harus dimiliki mencakup:
1. Pedagogik: Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kepribadian: Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Profesional: Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.
4. Sosial: Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa Hak Guru dan Dosen antara lain:
a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial;
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
f. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;
g. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
h. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
i. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Mengenai kewajiban guru dan dosen di jelaskan perbedaan kewajiban antara lain:
  • merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
  • meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
  • bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
  • menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
  • memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
Adapun Kewajiban Dosen adalah:
  • melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
  • merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
  • meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
  • bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
  • menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
  • memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Pengertian Profesi

| Wednesday 21 November 2012

Pengertian Profesi
menurut Ornstein dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan sepanjang hayat, memrlukan ilmu dan keterampilan,menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke praktek, memerlukan pelatian khusus, mempunyai persyaratan masuk, mempunyai otonami dalam ruang lingkup kerjanya, bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, menggunakan administrator, mempunyai organisasi yang dikelola anggota profesi, mempunyai kode etik, memiliki kepercayaan publik yang tinggi, mempunyai status sosial yang tinggi, ada kelompok elit untuk menilai keberhasilan.
Menurut Sanusi et al(1991) menguraikan ciri-ciri utama profesi adalah suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang mnenetukan(crusial),menuntut keterampilan dan keahlian tertentu, memerlukan pendidikan tingkat tinggi dengan waktu yang lama, berpegang teguh pada kode etik,memiliki otonomi terhadap masalah yang dihadapinya, bertanggung jawab terhadap tindakannya, memiliki prestise yang tinggi di masyarakat.
Pengertian dan Syarat-syarat Profesi Keguruan
National Association of Education(NEA) menyarankan kriteria jabatan Guru sebagai berikut.
a. melibatkan kegiatan intelektual.
b. menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. memerlukan persiapan profesional yang lama.
d. memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e. menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
f. menetukan standarnya sendiri.
g. lebih memntingkan layanan diatas keuntungan sendiri.
h. mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat.
3.Perkembangan Profesi Keguruan
Dalam Buku Sejarah Pendidikan Indonesia, pada zaman Belanda guru pada mulanya diangkat dari orang-orang yang tidak dididik untuk menjadi seorang guru. Secara berangsur-angsur ditambah dan dilengkapi oleh guru-guru lulusan sekolah guru(Kwekschool) yang pertama kali didirikan pertama kali di Solo(1852).
karena kebutuhan guru yang semakin mendesak maka pemerintah Hindia Belanda mengangkat 5 macam guru yaitu:
  • guru lulusan sekolah guru.
  • bukan lulusan sekolah guru tapi lulus ujian untuk menjadi guru.
  • guru bantu( guru yang lulus tes guru bantu).
  • guru yang di magangkan kepada guru sineor( merupakan calon guru).
  • guru dari warga yang pernah mengecap pendidikan.
Keadaan seperti di atas berlangsung sampai akhir perang kemerdekaan. Seiring berjalannya waktu sekolah guru makin meningkatkan mutunya, sehinnga hanya ada satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan(LPTK) dan saat ini di Indonesia telah ada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia.
Dalam sejarahnya guru pernah mempunyai staus yang tinggi di masyarakat. Namun saat ini telah mulai memudar pudar seiring kepedulian yang tinggi terhadap imbalan balas jasa. Selain itu kalah gengsi dari jabatan lain yang pendapatannya lebih baik.

Demografi

|

Kependudukan
Demografi adalah suatu kata pindahan dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, demos dan graphein. Demos berarti penduduk dan Graphein berarti menulis. Jadi demografi menurut kata-kata asalanya berarti tulisan-tulisan atau karangan-karangan tentang penduduk suatu negara.
penduduk
Gambar. I
Menurut Philip M. Hauser dan Dudley Duncan (1959, 2) mengusulkan definisi untuk ilmu demografi sebagai berikut:
Demografi mempelajari jumlah, persebaran territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas, mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
Secara yuridis formal diungkapkan oleh UURI No.10, 1992:105. Menurut undang undang tersebut definisi kependudukan sebagai berikut:
            Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi,         kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta    lingkungan penduduk tersebut.

Dari definisi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah, penyebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran, kematian dam migrasi penduduk. Berbeda dengan ilmu sosial lainnya yang menekankan studinya pada struktur penduduk, maka demografi lebih menekankan studinya pada struktur penduduk, maka demografi lebih menekankan studinya pada proses demografi.
Disamping demografi, ada lagi yang disebut dengan studi kependudukan (population study). Studi kependudukan lebih luas dari demografi, karena di dalamnya memahami karakteristik penduduk di suatu wilayah, faktor-faktor non-demografis pun ikut dipertimbangkan. Studi kependudukan dapat dibagi menjadi dua tipe. Tipe yang pertama mengambil variabel non demografi sebagai variabel pengaruh dan variabel demografi sebagai variabel terpengaruh, sedang sebaliknya tipe kedua mengambil demografi sebagai variabel pengaruh. (kita lihat tabel I)
Tipe StudiVariabel BebasVariabel Tidak Bebas
Demografi FormalVariabel Demografi
  • Komposisi Umur
  • Tingkat Kelahiran
Variabel Demografi
  • Tingkat Kelahiran
  • Komposisi Umur
Studi Kependudukan
(contoh tipe 1)
Variabel Non Demografi
  • Faktor Sosiologi, mis : kelas sosial
  • Faktor Ekonomi, mis : kesempatan ekonomi
Variabel Demografi

Tingkat Kelahiran
  • Migrasi Keluar
Studi Kependudukan
(contoh tipe 2)
Variabel Demografi
  • Tingkat Kelahiran
  • Migrasi Masuk
  • Tingkat Kematian
Variabel Non Demografi
  • Kebutuhan Pangan
  • Kemiskinan
  • Pertumbuhan Ekonomi
  1. a.      Sumber-sumber data demografi
Sumber data demografi yang pokok adalah Registrasi Penduduk, Sensus Penduduk, dan Penelitian (Survai). Ada juga sumber yang lainnya, misal: catatan-catatan dan dokumen-dokumen dari instansi pemerintah.
SENSUS PENDUDUK
Sensus Penduduk merupakan suatu proses keseluruhan daripada pengumpulan, pengolahan, penilaian, penganalisaan, dan penyajian data kependudukan yang menyangkut antara lain: ciri-ciri demografi, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup.
sensus
Gambar. II
Luasnya data yang ingin dicakup dalam suatu sensus tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Sesnsus di Indonesia pada tahun 1980 bertujuan untuk mendapatkan data tentang kependudukan yang terperinci menurut umur, jenis kelamin, status perkawinan, kewarganegaraan, pendidikan, agama, ketenagakerjaan, kesuburan ibu, penderita cacat, perpindahan penduduk, keadaan lingkungan hidup, serta bangunan tempat tinggal.
Cara-cara sensus penduduk:
  1. De Jure, mencacah responden menurut tempat tinggalnya.
  2. De Facto, mencacah responden menurut temoat responden ditemui oleh petugas pada waktu sensus.
Perbedaan sesnsus penduduk dengan regristrasi penduduk:
  1. Dalam pelaksanaan, petugas sensus mendatangi penduduk yang akan dicacah, sedangkan pada registrasi, penduduk atau anggota keluarga yang melaporkan peristiwa vital (kelahiran dan kematian) kepada para petugas (kepala dukuh atau kepala desa).
  2. Sensus dilaksanakan pada waktu/periode tertentu (5 tahun sekali), sedangkan registrasi dilaksanakan secara terus menerus.
Pelaksanaan Sensus Penduduk di Indonesia
Sebelum kemerdekaan
Sensus penduduk di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1815. Hingga tahun 1930 telah dilaksanakan Sensus Penduduk sebanyak 10 kali, tetapi kecuali yang dilaksanakan pada tahun 1905, 1920, dan 1930, pencacahan yang lain belum dapat dinamakan sebagai Sensus Penduduk. Dari ketiga pencacahan tersebut hanya Sensus Penduduk pada tahun 1930 yang penting, dan datanya dapat dipercaya.
Pada tahun 1930, Sensus Penduduk dipercayakan kepada Biro Pusat Statistik (BPS). Pengorganisasian dan pelaksanaannya lebih maju dibandingan dengan sensus sebelumnya. Sensus bagi tempat yang terpencil serta susah dilewati transportasi biasanya dengan cara estimasi (perhitungan secara perkiraan).
Sesudah Kemerdekaan
Sesudah proklamasi pada tahun 1945, pemerintah tidak segera melaksanakan Sensus Penduduk, karena hingga tahun 1959 keadaan negara Indonesia (sosial, ekonomi, dan politik) masih belum stabil sehingga belum memungkinkan untuk melaksanakan Sensus Penduduk. Sensus pertama yang akan dilakukan pada tahun 1960 tidak berhasil, namun setahun kemudian pada tahun 1961 sensus dapat dilaksanakan berdasar UU No.6/1960 dan Peraturan Pemerintah RI No.49/1960 (Biro Pusat Statistik 1963).


REGISTRASI PENDUDUK
Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh petugas pemerintahan setempat yang meliputi pencatatan kelahira, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal, perubahan pekerjaan. Registrasi penduduk memenuhi dua tujuan utama yakni: sebagai catatan resmi dari suatu peristiwa tertentu, dan sebagai sumber yang berharga bagi penyusunan statistik uang langsung dapat digunakan dalam proses perencanaan kemasyarakatan (N. Daldjuni 1975, 326).
Pada tahun 1942-1945, sistem registrasi di Indonesia dirubah oleh Jepang dengan sistem registrasi vital, yaitu registrasi yang menyangkut kelahiran, kematian kematian janin, abortus, perkawinan dan perceraian (Said Rusli 1983, 30).
SURVAI PENDUDUK
Survai Penduduk adalah cara untuk mengatasi keterbatasan data dari Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk, karena survai penduduk lebih terbatas dan lebih mendalam serta informasi yang dikumpulkan lebih luas.

Ketrampilan Membaca

| Tuesday 20 November 2012

Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa
  1.  Keterampilan Menyimak
  2.  Keterampilan Berbicara
  3.  Keterampilan Membaca
  4.  Keterampilan Menulis
Ketrampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus:
  • Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
  • Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
  • Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
  • Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
  • Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)
Keterampilan Berbicara
Adanya hubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
  • Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
  • Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
  • Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
  • Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
  • Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa
  • Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
  • Mengenal kosakata.
  • Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan  gagasan utama.
  • Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari   konteks tertulis.
  • Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis:
  • Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
  • Memilih kata yang tepat.
  • Menggunakan bentuk kata dengan benar.
  • Mengurutkan kata-kata dengan benar.
  • Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.

Rumus / Formula Pada Excel 2007

|

Rumus / Formula Pada Excel 2007

Untuk menguasai Excel, tentunya tidak mungkin jika kita tidak memahami dan menguasai kumpulan formula atau rumus yang disertakan.Rumus sendiri adalah suatu gabungan dari beberapa elemen yang akan menghasilkan suatu nilai kembalian. Elemen-elemen tersebut adalah :
  • nilai konstan berupa angka atau teks
  • referensi cell
  • operator 
  • fungsi
Contoh rumus dan hubungan dari tiap elemen tersebut di atas ditunjukkan pada ilustrasi berikut.

Daftar Operator yang Dapat Digunakan

Selain fungsi, banyak juga yang menanyakan bagaimana penggunaan operator seperti tanda +, -, *, /, dan lain-lain.
Berikut adalah kategori dan daftar operator yang ada pada Microsoft Excel 2007 dan keterangan untuk membantu menjelaskan penggunaannya :
  • Operator Aritmatika
    • + (tanda plus) : digunakan untuk menjumlahkan dua nilai.
    • - (tanda minus)  : digunakan untuk mengurangi dua nilai, atau digunakan sebagai tanda negasi pada suatu angka konstanta.
    • * (tanda bintang)  : digunakan untuk mengalikan dua nilai.
    • / (tanda garis miring)  : digunakan untuk membagi suatu nilai dengan nilai lainnya.
    • % (tanda persen) : digunakan untuk merepresentasikan nilai persentase.
    • ^ (tanda sisipan) : digunakan sebagai tanda pangkat.
Gambar 1 : Contoh Penggunaan Operator Aritmatika
  • Operator Perbandingan Nilai
    • = (tanda sama dengan)  : menunjukkan apakah nilai yang satu sama dengan nilai lainnya.
    • > (tanda lebih besar)  : menunjukkan apakah nilai yang satu lebih besar dengan nilai lainnya.
    • < (tanda lebih kecil)  : menunjukkan apakah nilai yang satu lebih kecil dengan nilai lainnya.
    • >= (tanda lebih besar sama dengan)  : menunjukkan apakah nilai yang satu lebih besar atau sama dengan nilai lainnya.
    • <= (tanda lebih kecil sama dengan)  : menunjukkan apakah nilai yang satu lebih kecil atau sama dengan nilai lainnya.
    • <> (tanda lebih kecil dan lebih besar) : menunjukkan ketidaksamaan antara dua nilai.
Gambar 2. Contoh Penggunaan  Operator Perbandingan Nilai
  • Operator Penggabungan Teks
    • & (tanda dan / ampersand) : digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih teks.
Gambar 3. Contoh Penggunaan Operator Penggabungan Teks
  • Operator Referensi
    • : (tanda titik dua) : operator range (rentang nilai) yang mengambil dua referensi sel sebagai awal dan akhir rentang nilai.
    • , (tanda koma) : operator union yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih referensi menjadi satu referensi sel.
    •   (tanda spasi) : operator irisan yang digunakan untuk menghasilkan perpotongan dari dua referensi atau lebih menjadi satu referensi sel.
Gambar 4. Sumber Data
Contoh 5. Contoh Penggunaan Operator Referensi (dibantu dengan fungsi SUM)

Daftar Artikel Contoh Penggunaan Rumus

Berikut adalah beberapa artikel BelajarExcel.info yang bisa membantu pemahaman Anda lebih lanjut mengenai penggunaan rumus di Excel.
  • IF, suatu fungsi kondisional yang menghitung nilai dengan kriteria tertentu
  • INDEX dan MATCH, mengambil nilai dan referensi berdasarkan pencarian
  • INDIRECT, mengambil nilai berdasarkan teks referensi alamat
  • MID, mengambil bagian dari teks (substring)
  • AVERAGE, menghitung nilai rata-rata dari suatu range nilai
  • SUMIF, melakukan penjumlahan dari suatu range dengan kriteria tertentu
  • VLOOKUP, melakukan lookup dari suatu referensi range dengan suatu nilai, dan mengambil kembalian kolom lain dari range tersebut
  • ARRAY FORMULA, penggunaan rumus array untuk tingkat lanjut
  • ADDRESS, mengambil teks alamat berdasarkan posisi kolom dan baris cell

Pages